Jumat, 27 November 2015

Tiga Tipe Kecerdasan

1. Kecerdasan Intelektual ( IQ )

    Kecerdasan intelektual ini sudah sangat familiar. Ya betul, kecerdasan ini sangat berkaitan dengan
 kecerdasan berhitung, berbahasa, logika, dan kecerdasan lainnya yang berhubungan dengan keilmiahan.
 Pokoknya, semua yang terkait dengan pelajaran di sekolah dan tercantum di dalam buku raport sekolah-
 mu  merupakan kecerdasan intelektual seperti mata pelajaran fisika, matematika, biologi, sejarah, kimia,
 geografi, dan yang lain. Kenapa semua itu termasuk dalam kecerdasan intelektual? Karena, hampir semua
 menuntut kemampuan intelektual dan dapat dinilai dengan angka.
    Kecerdasan intelektual ini dikatakan berhasil dengan ditandai oleh skor IQ yang tinggi dan nilai akademis
 yang tinggi pula. Jangan merasa minder bila kamu tidak masuk peringkat sepuluh besar di kelas, itu bukan
 berarti kita tidak cerdas sama sekali. Setiap orang memiliki kekukarangan dan kelebihan masing-masing.
    Oleh karena itu, kamu mungkin memiliki kecerdasan biasa-biasa saja di kelas, tetapi di luar kelas bisa jadi
 kamu memiliki kecerdasan yang mengagumkan.

2. Kecerdasan Emosional ( EQ )

    Kecerdasan ini berkembang dan mulai populer belum lama ini. Dulu, banyak orang menganggap kecer-
 dasan intelektual segala-galanya. Orang yang IQ-nya tinggi, berarti hidupnya akan selalu bahagia. Ternyata,
 anggapan semacam itu mulai ditinggalkan orang saat ini. Banyak sekali bukti konkret di masyarakat kalau
 ternyata orang yang IQ- nya tinggi dan memiliki nilai akademis yang tinggi pada menganggur. Selain itu, ada
 juga orang yang cerdas secara intelektual dan memiliki jabatan di sebuah instansi terkenal, tetapi jabatannya
 tidak naik-naik. Padahal, para junior yang memiliki IQ dibawahnya sudah mulai naik pangkat. Setelah dikaji
 ulang, ternyata orang pintar itu kurang memiliki kecerdasan emosional alias EQ yang memadai. Artinya,
 dalam pergaulan sehari-hari dengan  para teman sejawat dan bawahan kurang disukai karena tidak bisa
 membawa diri. Orang tersebut terlalu mudah emosi dan kerap memarahi bawahan karena kesalahan kerja
 di depan karyawan yang lain. Akibat dari semua itu cukup fatal, yaitu tidak naik pangkat.
    Selain contoh kecerdasan emosional, masih banyak lagi contoh yang lainnya. Misalnya, saat naik bus kota
 kita memberikan tempat duduk untuk orang yang sudah tua atau ibu hamil, menyeberangkan orang buta,
 mengantar orang yang sedang bingung mencari alamat seseorang ke tempat tujuan, menyingkirkan batu di
 tengah jalan, semuanya merupakan kecerdasan emosional. Apabila kamu ikhlas melakukannya, Allah akan
 mengganti dengan yang lebih baik lagi di duniadan akhirat.

3. Kecerdasan Spiritual ( SQ )

    Berbeda dengan dua kecerdasan sebelumnya, kecerdasan yang satu ini berkaitan dengan keimanan kita
 kepada Allah s.w.t. Kita tentu sudah belajar untuk menjadi anak yang saleh dan salehah, dengan mendekat-
 kan diri kepada Allah s.w.t. melalui shalat, puasa, zakat, infak, berbakti kepada orang tua, menolong se-
 sama, mengasihi hewan, tumbuhan, dan ciptaan Allah lainnya. Selain itu, kita juga tidak pernah berputus asa.
 Karena orang yang berputus asa itu akan jauh dari rahmat Allah. Bukankah setiap masalah pasti ada peme-
 cahannya? Nah, bagaimana cara pemecahannya itu yang membutuhkan kecerdasan.
    Setiap orang dari kecil bahkan bayi, hingga orang dewasa atau orang tua sekalipun, pasti punya masalah.
 Bahkan masalah akan semakin kompleks dan rumit. Kalau kita paling-paling masalah dengan teman. Selain
 itu, ada juga masalah-masalah dengan adik, kakak, orangtua atau guru di sekolah. Semua bisa dipecahkan,
 bukan?
    Ada sebuah kisah menarik yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual ini. Ini kisah nyata yang dikisahkan
 oleh pilot pesawat Garuda yang jatuh di sungai Bengawan Solo. Di atas ketinggian, mendadak mesin pesa-
 wat mati, bahkan mesin cadangan juga tidak bisa dihidupkan. Pada kondisi demikian ternyata cuaca buruk,
 pilot dan kopilot berdiskusi untuk memilih pendaratan darurat yang sama-sama mengandung resiko yaitu di-
 jatuhkan di darat atau di air.
    Akhirnya, dipilih yang kedua. Saat itu, pilot merasa dirinya sangat kecil dan tidak bisa berbuat apa-apa,
 untuk mengendalikan pesawat yang biasa di kemudikan selama bertahun-tahun. Pada setiap penerbangan
 sebelumnya, selalu berjalan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti. Akan tetapi, kali ini, dia tidak bisa
 menjamin keselamatan ratusan penumpang di dalamnya. Jangankan menjamin keselamatan mereka, bahkan
 keselamatan dirinya pun dia tidak tahu.
    Pada kondisi yang demikian, akhirnya dia hanya bisa pasrah dan menyerahkan segalanya kepada Yang
 Kuasa. Akhirnya, dia mencoba mendaratkan pesawat ke sungai dengan takbir yang keras. Allahu Akbar!
 Dengan kepasrahan diri total kepada Allah, akhirnya pesawat bisa mendarat di air, walaupun nyaris mena-
 brak jembatan. Inilah salah satu bukti kecerdasan spiritual yang disertai dengan kepasrahan total.
 Subhanallah, akhirnya membuahkan pertolongan dari Allah s.w.t, walaupun kondisi pesawat memang rusak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar